Bertepan hari pertama tahun pergantian 2021 - 2022, Pondok Pesantren Trubus Iman laksanakan kegiatan tahunan Pentas Panggung Gembira selama dua hari yang dimulai sejak Sabtu hingga Minggu (2/1/2022).
Pentas pangung gembira yang dilaksanakan untuk perkenalan khutbatul ‘Arsy di area pondok pesantren yang terletak di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser Kalimantan Timur, tampak dihadiri ratusan tokoh masyarakat dan perwakilaan Pejabat Daerah serta alumni santriwan dan santriwati.
Baca juga:
Pengertian Blog, Struktur Umum dan Jenisnya
|
Pada acara panggung gembira 610 yang mengangkat tema unity in diversity / persatuan dalam keberagaman ini, dibuka oleh pimpinan Pondok Pesantren Trubus Iman, Al-Ustadz Dr. Daniar selaku perwakilan pewakif dan pimpinan lainnya.
Turut hadir juga Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Kurniawan, S.Sos yang mewakili Bupati Paser untuk membacakan surat sambutan Bupati, serta Perwakilan Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Paser dan Dinas Pendidikan Kabupaten Paser yang juga mengisi undangan kegiatan.
Baca juga:
Jarimatika Perkalian Super Mudah
|
Daniar dalam kesempatannya menyatakan, panggung gembira 610 yang dibuka pada Sabtu (1/1/2022) bukan sekedar kegiatan perhelatan seni biasa yang diselenggarakn tapi juga sebuah mahakarya 472 santriwati yang akan dilanjutkan persembahan kolosal Santriwan pada Minggu (2/1/2022).
“Kegiatan pembukaan dikelola langsung oleh santriwati mulai dari persiapan, pembangunan stage pertunjukan, serta berbagai penunjang lainnya yang dilakukan dengan memunculkan nilai-nilai seni dan karakteristik nilai-nilai pengorbanan, kekompakan dan kebersamaan, serta nilai perjuangan, ” ujar Daniar.
Di hari dan tempat yang sama, Tony Budi Hartono selaku wakif mengapreasi perjuangan terlaksananya kegiatan. Meski kegiatan dilakukan harus dengan mengikuti protokol kesehatan dan membatasi jumlah penonton, tapi antusias santriwati dalam menyuguhkan acara tetap tinggi.
“bagaimanapun harus saya apresiasi setinggi-tingginya pada anak-anak kita, karna dalam keterbatasan situasi, masih mampu menampilkan aneka pertunjukan pembacaan Shalawat dan Ayat Suci Alquran, menampilkan drama treaterikal, puisi, seni beladiri dan tari daerah secara singkat dan maksimal". Tutupnya. (hen*)